Siswa Diniyah Athfal Ponpes Shidiqiin Wara`

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Niat dari Pendiri dan Pengasuh adalah Jihad

Melalui PP Shidiqiin Wara`Pendiri dan Pengasuh PPSW berniat Jihad di Jalan Allah meninggikan Kalimat Allah.

Halangan dan Tantanga Dakwah PP Shidiqiin Wara` 3

Setiap Halangan dan Tantangan dilalui dengan Sabar sehingga PPSW berjalan puluhan tahun.

Kyai Muhammad Syechan Pendiri PP Shidiqiin Wara`

Tenaga.Pikiran dan Harta untuk Dakwah di Lingungan Purwojati Melalui PP Shidiqiin Wara`.

Pager Bangsa-Pengajian Gerakan Kebangsaan 5

Pager Bangsa diadakan pertama kali untuk anggota Pemuda Pakarti Purwojati dalam ikut membangun NKRI.

Rabu, 30 Maret 2016

Thariq Bin Ziyad Penakluk Andalusia-Spanyol

PP Shidiqiin Wara` Purwojati

Masa Kecil Thariq bin Ziyad
Thariq bin Ziyad dilahirkan pada tahun 50 H atau 670 M di Kenchela, Aljazair, dari kabilah Nafzah. Ia bukanlah seorang Arab, akan tetapi seorang yang berasal dari kabilah Barbar yang tinggal di Maroko. Masa kecilnya sama seperti masa kecil kebanyakan umat Islam saat itu, ia belajar membaca dan menulis, juga menghafal surat-surat Alquran dan hadis-hadis.
Tidak banyak yang dicatat oleh ahli sejarah mengenai masa kecil Thariq bin Ziyad, bahkan sejarawan seperti Imam Ibnu al-Atsir, ath-Thabari, dan Ibnu Khaldun tidak meriwayatkan masa kecil Thariq bin Ziyad dalam buku-buku mereka.
Dalam Tarikh Ibnu Nushair, sejarawan mengatakan Thariq adalah budak dari amir Kerajaan Umawiyah di Afrika Utara, Musa bin Nushair. Lalu Musa membebaskannya dari perbudakan dan mengangkatnya menjadi panglima perang. Setelah beberapa generasi kemudian, status Thariq sebagai budak dibantah oleh keturunan-keturunannya.
Jihad di Afrika Utara
Salah satu daerah yang paling strategis di wilayah Afrika Utara adalah Maroko. Daerah ini telah mengenal Islam sebelum kedatangan Musa bin Nushair dan pasukannya –Thariq bin Ziyad termasuk pasukan Musa bin Nushair-. Namun penduduk di daerah ini belum menerima Islam secara utuh dan keimanan mereka belum kokoh, terbukti dengan seringnya masyarakat wilayah ini berganti agama dari Islam ke agama selainnya.

Di antara penyebab pergantian agama ini karena penaklukan Maroko di masa Uqbah bin Nafi’, kurang memperhatikan pendidikan keagamaan. Islam belum mapan di suatu daerah, Uqbah dan pasukannya sudah berangkat ke daerah lainnya. Selain itu keadaan bangsa Barbar di Afrika Utara yang memang mewaspadai pergerakan Uqbah bin Nafi’. Keadaan demikian menyebabkan masyarakat Maroko sering murtad setelah masuk ke dalam Islam (Qishshatu al-Andalus min al-Fathi ila as-Suquth, Hal. 30).
Dalam perjalanan menaklukkan Afrika Utara, Musa bin Nushair dibuat kagum dengan kesungguhan dan keberanian salah seorang pasukannya yang bernama Thariq bin Ziyad. Setelah menaklukkan beberapa wilayah, akhirnya pasukan ini berhasil menaklukkan Kota Al-Hoceima, salah satu kota penting di Maroko. Kota ini sebagai wilayah strategis yang mengantarkan pasukan Islam menguasai semua wilayah Maroko. Musa kembali ke Qairawan sedangkan Thariq menetap di sana dan memberi pengajaran keagamaan kepada masyarakat Barbar Maroko.
Menaklukkan Andalusia
Salah satu rahasia mengapa agama Islam begitu diterima di wilayah-wilayah yang ditaklukkannya karena umat Islam tidak memperbudak dan bukan bertujuan mengusai, akan tetapi tujuannya adalah membebaskan wilayah tersebut, membebaskan wilayah tersebut dari kezaliman penguasanya dan hukum-hukum yang tidak adil. Oleh karena itu, kita jumpai wilayah-wilayah yang ditaklukkan umat Islam, penduduk pribuminya berbondong-bondong memeluk agama Islam.
Sebelum umat Islam menguasai Andalus, daratan Siberia itu dikuasai oleh seorang raja zalim yang dibenci oleh rakyatnya, yaitu Raja Roderick. Di sisi lain, berita tentang keadilan umat Islam masyhur di masyarakat seberang Selat Gibraltar ini. Oleh karena itu, orang-orang Andalusia sengaja meminta tolong dan memberi jalan kepada umat Islam untuk menngulingkan Roderick dan membebaskan mereka dari kezalimannya.
Segera setelah permintaan tersebut sampai kepada Thariq, ia langsung melapor kepada Musa bin Nushair untuk meminta izin membawa pasukan menuju Andalus. Kabar ini langsung disampaikan Musa kepada Khalifah al-Walid bin Abdul Malik dan beliau menyetujui melanjutkan ekspansi penaklukkan Andalus yang telah dirintis sebelumnya.
Pada bulan Juli 710 M, berangkatlah empat kapal laut yang membawa 500 orang pasukan terbaik umat Islam. Pasukan ini bertugas mempelajari bagaimana medan perang Andalusia, mereka sama sekali tidak melakukan kontak senjata dengan orang-orang Eropa. Setelah persiapan dirasa cukup dan kepastian kabar telah didapatkan, Thariq bin Ziyad membawa serta 7000 pasukan lainnya melintasi lautan menuju Andalusia.

Mendengar kedatangan kaum muslimin, Roderick yang tengah sibuk menghadapi pemberontak-pemberontak kecil di wilayahnya langsung mengalihkan perhatiannya kepada pasukan kaum muslimin. Ia kembali ke ibu kota Andalusia kala itu, Toledo, untuk mempersiapkan pasukannya menghadang serangan kaum muslimin. Roderick bersama 100.000 pasukan yang dibekali dengan peralatan perang lengkap segera berangkat ke Selatan menyambut kedatangan pasukan Thariq bin Ziyad.
Ketika Thariq bin Ziyad mengetahui bahwa Roderick membawa pasukan yang begitu besar, ia segera menghubungi Musa bin Nushair untuk meminta bantuan. Dikirimlah pasukan tambahan yang jumlahnya hanya 5000 orang.
Akhirnya pada 28 Ramadhan 92 H bertepatan dengan 18 Juli 711 M, bertemulah dua pasukan yang tidak berimbang ini di Medina Sidonia. Perang yang dahsyat pun berkecamuk selama delapan hari. Kaum muslimin dengan jumlahnya yang kecil tetap bertahan kokoh menghadapi hantaman orang-orang Visigoth pimpinan Roderick. Keimanan dan janji kemenangan atau syahid di jalan Allah telah memantapkan kaki-kaki mereka dan menyirnakan rasa takut dari dada-dada mereka. Di hari kedelapan, Allah pun memenangkan umat Islam atas bangsa Visigoth dan berakhirlah kekuasaan Roderick di tanah Andalusia.
Setelah perang besar yang dikenal dengan Perang Sidonia ini, pasukan muslim dengan mudah menaklukkan sisa-sisa wilayah Andalusia lainnya. Musa bin Nushair bersama Thariq bin Ziyad berhasil membawa pasukannya hingga ke perbatasan di Selatan Andalusia.
Kembali ke Damaskus
Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad tidak hanya mengalahkan penguasa-penguasa zalim di Eropa, namun mereka berhasil menaklukkan hati masyarakat Eropa dengan memeluk Islam. Mereka berhasil menyampaikan pesan bahwa Islam adalah agama mulia dan memuliakan manusia. Manusia tidak lagi menghinakan diri mereka di hadapan sesama makhluk, kemuliaan hanya diukur dengan ketakwaan bukan dengan nasab, warna kulit, status sosial, dan materi. Musa dan Thariq juga berhasil menanamkan nilai-nilai tauhid, memurnikan penyembahan hanya kepada Allah semata.
Memandang keberhasilan Musa dan Thariq menaklukkan Andalusia dan menanamkan nilai-nilai Islam di negeri tersebut, khalifah al-Walid bin Abdul Malik memanggil mereka beruda kembali ke Damaskus.
Penutup
Sekali lagi, kisah Thariq bin Ziyad merupakan buah dari kebijakan-kebijakan Kerajaan Umawiyah yang seolah-olah dilupakan para pembencinya. Mereka disibukkan dengan isu-isu yang dibuat oleh orang-orang Syiah bahwa Bani Umayyah menzalimi ahlul bait Rasulullah. Mereka juga larut dengan kalimat-kalimat orientalis yang mengatakan Kerajaan Umawiyah jauh dari syariat Islam. Mereka tenggelam dengan kabar-kabar palsu itu dan lupa dengan jasa-jasa Bani Umayyah.
Bagi bangsa Eropa, tentu saja kedatangan Islam melalui Thariq bin Ziyad membawa dampak besar terhadap perkembangan peradaban mereka, sebagaimana tergambar pada kemajuan Kota Cordoba. Ini adalah awal kebangkitan modern dan terbitnya matahari yang menerangi kegelapan benua Eropa. Kediktatoran dan hukum rimba berganti dengan norma-norma humanis yang membawa kedamaian.
Jasa-jasa Thariq dan kepahlawanannya diabadikan dengan nama selat yang memisahkan Maroko dan Spanyol dengan nama Selat Gibraltar. Gibraltar adalah kata dalam bahasa Spanyol yang diartikan dalam bahasa Arab sebagai Jabal Thariq atau dalam bahasa Indonesia Bukit Thariq.
Semoga Allah membalas jasa-jasa Thariq bin Ziyad rahimahullah
Sumber:
– Qishshatu al-Andalus min al-Fathi ila as-Suquth
– Islamstory.com
Ditulis oleh Nurfitri Hadi  Artikel www.KisahMuslim.com
Sumeberwww.KisahMuslim.com

Perubahan Logo PPSW Purwojati dan Yayasan YGNI

PP. Shidiqiin Wara` Purwojati. Perubahan Logo PPSW Purwojati dan Yayasan YGNI

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan pandangan masyarakat terhadap mutu atau kualitas PPSW Purwojati dan Yayasan Guru Ngaji Indonesia mengubah logo. Logo ini lebih baik dari sebelumnya.

Semoga dengan perubahan ini, Bismillah Kami niat untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dan simbol perjuangan dakwah lillah ta`aala.

Logo Baru Yayasan Guru Ngaji Indonesia-Gurungaji_YGNI-PPSW-Media_Cerdik-Pemuda_Pakarti_Purwojati
Logo Baru Yayasan YGNI Banyumas
Arti Lambang YGNI
  1. Segi lima merupakan dari rukun Islam
  2. Masjid merupakan lambang agar pengurus selalu hatinya terpaut dengan masjid sebagai pusat kegiatan dakwah dan pembelajaran
  3. Kitab/Buku berarti setiap warga YGNI selalu berlandasan kitabullah dan kitab-kitab yang sahih
  4. Matahari merupakan arti dari Caha ilmu
  5. Segi Delapan dari Ujung SInar Matahari artinya
  6. Pita artinya 



Sabtu, 26 Maret 2016

Islam dan Peradaban Ilmu

PPShidiqiin Wara` Purwojati. Islam dan Peradaban Ilmu

Para sejarawan modern sepakat bahwa al-Qur’an dan Sunnah memberikan kekuatan pendorong bagi bangkitnya ilmu dan peradaban Islam. Kedua sumber ini kaya dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan seperti perintah mencari ilmu, perintah berfikir, mengamati dan berzikir; pengharagaan terhadap pencari ilmu; dan menjadikan ilmu sebagai alat hidup di dunia dan akherat, dan keistimewaan lain bagi pencari ilmu.
Namun, al-Qur’an dan Sunnah tidak melulu berbicara tentang ilmu, tapi juga obyek ilmu yaitu alam semesta dan subyeknya yaitu manusia. Artinya al-Qur’an dan Sunnah mengandung bakal konsep (seminal concept) tentang al-ilm, al-alim (manusia) dan al ma’lum (alam semesta) yang saling berkaitan. Dan yang terpenting dari seluruh kegiatan keilmuan manusia sebagai al-alim (yang mengetahui) adalah keterkaitannya yang terus menerus dengan al-Aliim (Yang Maha Mengetahui). Oleh sebab itu para ulama mengartikan kata ‘aqala (berfikir, mengikat) dengan mengikat ilmu-ilmu yang kita peroleh dari pengamatan kita terhadap alam dengan al-Aliim (Sang Pencipta alam). Perintah “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang Menciptakan” mengandung arti agar kita mengkaitkan bacaan kita terhadap alam semesta ini dengan Tuhan.
Tanpa mengaitkan dengan Tuhan ilmu yang kita peroleh menjadi sekuler, seperti ilmu-ilmu Barat sekarang ini. Ini menunjukkan bahwa ilmu yang menjadi asas peradaban Islam adalah ilmu yang terikat pada Tuhan, ilmu yang teologis dan bukan ilmu yang sekuler. Maka dari itu dalam kesempatan ini akan disampaikan gambaran bagaimana peradaban Islam dibangun dengan ilmu pengetahuan dimasa lalu dan dimasa depan. Apa yang dinyatakan al-Hassan diatas merupakan gambaran sementara bahwa dimasa lalu ilmu pengetahuan dalam Islam dibangun oleh dukungan kekuasaan, stabilitas politik, ekonomi dan sarana prasarana lainnya. Tapi yang terpenting pertama-tama adalah bahwa al- Qur’an dan Haditd itu sendiri memancarkan kekuatan konsep yang menjadi pendorong lahirnya ilmu pengetahuan.
Dari al-Qur’an ke Tradisi Ilmu
Asas ilmu dan peradaban Islam itu adalah konsep seminal dalam al-Qur’an dan Sunnah. Konsep-konsep itu kemudian ditafsirkan, dijelaskan dan dikembangkan menjadi berbagai disiplin ilmu pengetahuan Islam. Keseluruhan kandungan al Qur’an dan Sunnah yang dijelaskan oleh para ulama itu merefleksikan suatu cara pandang terhadap alam, baik dunia maupun alam akherat yang secara konseptual membentuk apa yang kini disebut Pandangan Alam, Pandangan Hidup atau Worldview.
Oleh sebab itu, jika al-Qur’an diakui sebagai sumber peradaban Islam, maka dapat dikatakan pula bahwa pandangan hidup Islam merupakan asas peradaban Islam. Dan karena inti dari pandangan alam Islam adalah ilmu pengetahuan maka dapat disimpulkan lebih lanjut bahwa ilmu pengetahuan adalah asas peradaban Islam Dengan konsep yang seperti ini maka dapat dikatakan bahwa tidak ada sisi kehidupan intelektual Muslim, kehidupan keagamaan dan politik, bahkan kehidupan sehari-hari seorang Muslim yang awam yang tidak tersentuh sikap penghargaan terhadap ilmu.
Ilmu memiliki nilai yang tinggi dalam Islam. Oleh sebab tidak heran jika Franz Rosenthal penulis buku Knowledge Triumphant (Keagungan Ilmu) dalam Islam menyimpulan bahwa “ilmu adalah Islam”. Bagaimanakah pandangan alam Islam itu tumbuh dan berkembang dalam pikiran seseorang dan kemudian menjadi motor bagi perubahan sosial umat Islam merupakan proses yang panjang. Secara historis tradisi intelektual dalam Islam dimulai dari pemahaman (tafaqquh) terhadap Al-Qur’an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw, secara berturut-turut dari periode Makkah awal, Makkah akhir dan periode Madinah.
Periode pertama, lahirnya pandangan hidup Islam dapat digambarkan dari kronologi turunnya wahyu dan penjelasan Nabi tentang wahyu itu. Sebab, pandangan hidup Islam bermula dari peranan sentral Nabi yang menyampaikan dan menjelaskan wahyu. Disini periode Makkah merupakan periode yang sangat penting dalam kelahiran pandangan hidup Islam. Karena banyaknya surah-surah al-Qur’an diturunkan di Makkah (yakni 85 surah dari 113 surah al-Qur’an diturunkan di Makkah), maka periode Makkah dibagi menjadi dua periode: Makkah period awal dan periode akhir.
Pada periode awal wahyu yang diturunkan umumnya mengandung konsep-konsep tentang Tuhan dan keimanan kepadaNya, hari kebangkitan, penciptaan, akherat, surga dan neraka, hari pembalasan, baik dan buruk, dan lain sebagainya yang kesemuanya itu merupakan elemen penting dalam struktur worldview Islam.
Pada periode akhir Makkah, wahyu memperkenalkan konsep-konsep yang lebih luas dan abstrak, seperti konsep ‘ilm, nubuwwah, din, ibadah dan lain-lain.3 Dua periode Makkah ini penting bukan hanya karena dua pertiga dari al-Qur’an diturunkan disini, akan tetapi kandungan wahyu dan penjelasan Nabi serta partisipasi masyarakat Muslim dalam memahami wahyu itu telah menjadikan struktur konsep tentang dunia (world structure)menjadi jelas.
Karena sebelum Islam datang struktur konsep tentang dunia telah dimiliki oleh pandangan hidup masyarakat pra-Islam (Jahiliyyah), maka struktur konsep tentang dunia yang dibawa Islam menggantikan struktur konsep yang ada sebelumnya.4 Konsep karam, misalnya, yang pada masa jahiliyya berarti kemuliaan karena harta dan banyaknya anak, dalam Islam diganti menjadi berarti kemuliaan karena ketaqawaan (inna akramukum inda Allah atqakum).
Pada periode Madinah, wahyu yang diturunkan lebih banyak mengandung tema-tema umum yang merupakan penyempurnaan ritual peribadatan, rukun Islam, sistim hukum yang mengatur hubungan individu, keluarga dan masyarakat; termasuk hukum-hukum tentang jihad, pernikahan, waris, hubungan Muslim dengan ummat beragama lain, dan sebagainya. Secara umum dapat dikatakan sebagai tema-tema yang berkaitan dengan kehidupan komunitas Muslim.
Meskipun begitu, tema-tema ini tidak terlepas dari tema-tema wahyu yang diturunkan sebelumnya di Makkah, dan bahkan tema-tema wahyu di Makkah masih terus didiskusikan. Ringkasnya, periode Makkah menekankan pada beberapa prinsip dasar aqidah atau teologi yang bersifat metafisis, yang intinya adalah konsep Tuhan, sedangkan periode Madinah mengembangkan prinsip-prinsip itu kedalam konsep-konsep yang secara sosial lebih aplikatif. Dalam konteks kelahiran pandangan hidup, pembentukan struktur konsep dunia terjadi pada periode Makkah, sedangkan konfigurasi struktur ilmu pengetahuan, yang berperan penting dalam menghasilkan kerangka konsep keilmuan, scientific conceptual scheme dalam pandangan hidup Islam terjadi pada periode Madinah.
Periode kedua timbul dari kesadaran bahwa wahyu yang turun dan dijelaskan Nabi itu telah mengandung struktur fundamental scientific worldview, seperti struktur tentang kehidupan (life-structure), struktur tentang dunia, tentang ilmu pengetahuan, tentang etika dan tentang manusia, yang kesemuanya itu sangat potensial bagi timbulnya kegiatan keilmuan. Istilah-istilah konseptual seperti ilm, iman, usul, kalam, nazar, wujud, tafsir, ta’wil, fiqh, khalq, halal, haram, iradah dan lain-lain telah memadahi untuk dianggap sebagai kerangka awal konsep keilmuan (pre-scientific conceptual scheme), yang juga berarti lahirnya elemen-elemen epistemologis yang mendasar dalam pandangan hidup Islam. Periode ini sangat penting karena menunjukkan wujudnya struktur pengetahuan dalam pikiran ummat Islam saat itu yang berarti menandakan munculnya “Struktur Ilmu” dalam pandangan hidup Islam, meskipun benih beberapa konsep keilmuan telah wujud pada periode Makkah.
Atas dasar framework ini maka dapat diklaim bahwa pengetahuan ilmiah yang terbentuk dari adanya istilah-istilah keilmuan (scientific terms) dalam Islam, lahir dari pandangan hidup Islam. Ia tidak diimport dari kebudayaan atau pandangan hidup lain. Ini bertentangan dengan framework para penulis sejarah Islam kawakan dari Barat, seperti De Boer, Eugene Myers, Alfrend Gullimaune, O’Leary, yang umumnya menganggap ilmu dalam Islam bukan asli dari ajaran Islam. Seakan akan tidak ada sesuatu apapun yang berasal dari dan disumbangkan oleh Islam kecuali penterjemahan karya-karya Yunani. Framework seperti ini diikuti oleh penulis modern seperti Radhakrishnan, Majid Fakhry, W.Montgomery Watt dan lain-lain. Kesemua asumsi itu sudah tentu berdasarkan pada framework tertentu yang tidak menganggap atau menafikan wujudnya pandangan hidup.
Dari pembahasan sejarah bangun dan jatuhnya peradaban Islam diatas kita dapat mengambil pelajaran penting. Pertama bahwa peradaban dimulai dari komunitas kecil yang bergiat mempelajari al-Quran dan Sunnah. Kedua komunitas yang dipengaruhi oleh pandangan hidup al-Qur’an itu kemudian bertambah besar dengan membentuk kekuatan militer yang akhirnya menjadi institusi negara. Karena universalitas ajaran Islam, maka negara bangsa yang berdasarkan ras dilebur bersama bangsa-bangsa lain dibawah naungan Islam. Kekuatan pemersatu bangsa-bangsa itu adalah pandangan hidup Islam yang teratur dan rasional, serta bahasa Arab. Ketiga, meskipun kekuatan dan orientasi politik umat Islam itu begitu besar, namun visi dan misi umat Islam secara keseluruhanya hampir sama yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan. Dari ketiga poin diatas kini kita dapat mengambil ta’bir bahwa jika peradaban Islam di masa lalu dibangun dengan ilmu pengetahuan maka dimasa depan juga perlu dibangun dengan ilmu. Namun, dimasa kini kondisi politik dan ekonomi umat Islam tidak mendukung pengembangan ilmu pengetahuan Islam dengan setting yang persis sama dengan masa lalu.
Jika dimasa lalu umat Islam secara politis dapat mempersatukan teritori yang sangat luas, kini umat Islam – akibat kolonialisme dan nasionalisme – telah terpecah-pecah menjadi kurang lebih 50 negara yang berdiri sendiri, dan tidak mudah dipersatukan. Selain itu, masuknya faham-faham Barat seperti demokrasi, sekularisme, liberalisme, kapitalisme, sosialisme dan lain sebagainya telah mempegaruhi dan bahkan merubah cara berfikir umat Islam. Akibatnya, perbedaan cara pandang umat Islam terhadap berbagai masalah menjadi semakin tajam, ada yang berorientasi ke Barat dan ada yang berorientasi ke Islam. Perpecahan umat Islam di berbagai bidang pun tidak dapat dihindarkan.
Kondisi diperparah lagi ketika ada diantara umat Islam yang sanggup bekerjasama dengan asing dan berumusuhan dengan sesama umat Islam sendiri. Pihak-pihak asing yang tidak menyukai Islam tentu akan terus bekerja melanggengkan perpecahan ini. Dalam masalah ekonomi umat Islam ternyata juga bermasalah. Negara-negara Islam yang kaya dengan sumber alamnya, ternyata telah dikuasai oleh sistim kapitalisme sehingga secara ekonomis mandul. Umat Islam tidak dapat mengatur ekonominya sendiri dan bahkan tidak bisa memproduk kebutuhannya sendiri.
Terlepas dari situasi politik dan ekonomi umat Islam telah kehilangan kekuatan pemersatu dan pendorongnya. al-Qur’an dan Sunnah tidak menjadi kajian utama dalam lembaga-lembaga pendidikan Islam. Bahasa Arab sebagai bahasa Ilmu dan bahasa komunikasi antara anggota masyarakat Muslim telah banyak dilupakan. Lalu apa sebenarnya sebab pemicu situasi dan kondisi ini? Syed Muhamad Naquib al-Attas tidak melihat pemicunya dari masalah politik dan kepemimpinan dalam Islam.
Kesalahannya terletak pada kebingungan dan kesalahan persepsi para pemimpin Muslim disemua lapisan dan segi. Karena kualitas pemimpin seperti itu maka arah dan tujuan sistim pendidikan Islam menerima dampak akan kebijaksanaannya. Dan seperti lingkaran setan, sistim pendidikan yang diproduk oleh pemimpin yang berkualitas rendah itu akan menghasilkan pemimpin yang rendah pula. Situasi seperti ini oleh al-Attas disebut sebagai keadaan ketiadaan adam (loss of adab).
Oleh sebab itu solusi yang ditawarkan al-Attas sangat mendasar yaitu menghilangkan kebingungan dan kekeliruan dalam ilmu pengetahuan. Kebingungan dan kekeliruan menurut al-Attas disebabkan oleh kebodohan, dan kebodohan menurutnya seperti yang ia rujuk dari definisi ibn Manzur dalam Lisan al-Arab ada dua: “pertama kebodohan ringan adalah kurangnya ilmu mengenai sesuatu yang seharusnya diketahui; kedua, kebodohan berat, yaitu keyakian yang salah yang bertentangan dengan fakta ataupun realitas, meyakini sesuatu yang berbeda dari sesuatu itu sendiri, ataupun melakuka sesuatu dengan cara-carayang berbeda dari bagaimana seharusnya sesuatu itu dila kukan”.
Lebih jauh lagi kebingungan itu menurut al-Attas disebabkan oleh masuknya pandangan hidup asing kedalam pikiran umat Islam. Kepercayaan pada mitologi, kekuatan magis, doktrin-doktri nasional dan kultural yang bertentangan dengan Islam, serta faham-faham sekularisme, liberalisme, sosialisme dsb. adalah berasal dari pandangan hidup asing yang masuk kedalam pikiran umat Islam. Untuk itu faham yang telah berbentuk konsep itu harus dihilangkan dari pikiran umat Islam. Jika paham itu berasal dari Barat maka perlu langkah de-westernisasi secara sistimatis dan terprogram.
Selanjutnya, adalah memasukkan konsep-konsep penting Islam kedalam pikiran umat Islam. Untuk melakukan hal itu al- Attas mengusulkan perlunya rekonstruksi epistemologi dengan program yang disebut Islamisasi Ilmu pengetahuan Kontemporer
Perlu dicatat bahwa tradisi intelektual dalam Islam juga memiliki medium tranformasi dalam bentuk institusi pendidikan yang disebut al-Suffah dan komunitas intelektualnya disebut Ashab al-Suffah. Di lembaga pendidikan pertama dalam Islam ini kandungan wahyu dan hadits-hadits Nabi dikaji dalam kegiatan belajar mengajar yang efektif.
Meski materinya masih sederhana tapi karena obyek kajiannya tetap berpusat pada wahyu, maka ia betul-betul luas dan kompleks. Materi kajiannya tidak dapat disamakan dengan materi diskusi spekulatif di Ionia, yang menurut orang Barat merupakan tempat kelahiran tradisi intelektual Yunani dan bahkan kebudayaan Barat (the cradle of western civilization).
Yang jelas, Ashab al-Suffah, adalah gambaran terbaik institusionalisasi kegiatan belajar-mengajar dalam Islam dan merupakan tonggak awal tradisi intelektual dalam Islam.15 Hasil dari kegiatan ini adalah munculnya, katakan, alumni-alumni yang menjadi pakar dalam hadits Nabi, seperti misalnya Abu Hurayrah, Abu Dharr al-Ghiffari, Salman al-Farisi, ‘Abd Allah ibn Mas’ud dan lain-lain. Ribuan hadith telah berhasil direkam oleh anggota sekolah ini.
Sejarah telah membuktikan bahwa keagungan suatu masyarakat adalah tercermin dari pada kualitas perguruan tinggi masyarakat tersebut. Sayangnya, umat Islam hari ini lebih banyak mendirikan universitas yang hanya meniru pola dan model universitas masyarakat Barat. Padahal universitas Islam sepatutnya berbeda dari universitas Barat baik dalam bentuk, konsep, struktur, dan epistemologinya. Universitas (al-Jami’ah, al-kulliyah) harus dapat membentuk manusia universal yaitu manusia sempurna. Oleh sebab itu seorang ulama atau sarjana bukanlah seorang spesialis dalam salah satu bidang keilmuan, tetapi seorang yang universal dalam cara pandangnya terhadap kehidupan dan mempunyai otoritas dalam beberapa bidang keilmuan yang saling terkait.
Dari uraian diatas kita dapat gambaran bahwa peradaban Islam dimasa lalu dibangun berdasarkan konsep-konsep seminal dalam al-Qur’an dan Sunnah. Konsep-konsep itu kemudian ditafsirkan, dijelaskan dan dikembangkan menjadi tradisi intelektual yang mampu melahirkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Namun ilmu pengetahuan Islam itu kini telah ditransfer ke Barat dan telah di sekulerkan. Oleh sebab itu untuk membangun kembali peradaban Islam dengan ilmu pengetahuan memerlukan proses rekonstrusi ilmu pengetahuan kontemporer dengan program Islamisasi. Dengan proses ini Muslim dapat mengambil pengetahuan Barat dengan proses epistemologi yang jelas. Wallahu A’lam
Sumberhttps://pertaniantangguh.wordpress.com/2014/01/31/islam-peradaban-dan-ilmu-pengetahuan/

Santri Kembali Belajar ke PPSW Karena Keunggulan Mutunya

PP.Shidiqiin Wara` (PPSW) Purwojati. Santri Kembali Belajar ke PPSW Karena Keunggulan Mutunya

Banyaknya minat santri yang telah dipengaruhi agar tidak belajar di PP Shidiqiin Wara` Purwojati lalu mereka meninggalkan Ponpes karena pengaruh tersebut kembali belajar ke ponpes. Setelah orang tua mengetahui akibat mengikuti pengaruh tersebut anak-anak mereka maupun keluarga mereka banyak yang berubah baik maslah moral maupun kecerdasan

Pengurus Ponpes Shidiqiin Wara` menerima santri kembali belajar di ponpes dengan senang . Pengurus ponpes akan terus meningkatkan kemampuan dan akhlak para santri sesuai program Kurikulum Shidiik. Kurikulum Shidik adalah kurikulum universal yang dibutuhkan dimasa depan di dunia maupun masadepan diakhirat.

Kurikulum Shidik merupakan penyempurnaan kurikulum yang dipakai oleh Kyai Muhammad Syechan dalam menyelenggarakan pendidikan diniyah semasa beliau hidup. Kurikulum ini terbukti lebih unggul dari kurikulum KTSP, maupun kurikulum 2013 (Kurikulum Nasional)

Kamis, 24 Maret 2016

Info Lomba Terlengkap Tahun 2016

PP. SHidiqiin Wara` Purwojati. Info Lomba Terlengkap Untuk Tahun 2016

Raras Purwojati #SWB



Tahun 2016 ini ada banyak sekali lomba yang diselenggarakan oleh sekolah, universitas hingga instansi pemerintah. Sasaran lomba meliputi, Pelajar ( SD / SMP / SMA / SMK ), Guru, Dosen, Anak - Anak,  Mahasiswa hingga Masyarakat Umum. ( Remaja ). Selain Hadiahnya yang besar, dengan ikut lomba tentu akan menambah pengalaman anda. Contoh Lomba yang ada di Indonesia Nasional maupun Lokal Seperti :


Lomba Menulis 2016
  • Menulis Cerpen 2016
  • Menulis Naskah Drama 2016
  • Menulis Esai ( Essay ) 2016
  • Menulis Karya Tulis Ilmiah ( LKTI ) 2016
  • Menulis Cerita Biasa 2016
  • Menulis Sinopsis 2016
  • Menulis Resensi 2016
  • Menulis Artikel 2016
  • Menulis Paper 2016
  • Menulis Novel 2016
  • Menulis Puisi 2016
  • Menulis Surat 2016
  • Sastra 2016



    Lomba Pidato 2016
    Lomba Blog Competition 2016
    Lomba Video 2016
    Lomba Nyanyi ( Menyanyi ) 2016
    • Menyanyi Dangdut 2016
    • Menyanyi Solo 2016
    • Menyanyi Pop 2016
    • Campursari 2016


      Lomba Olimpiade 2016
      • Olimpiade Matematika 2016
      • Olimpiade Biologi 2016
      • Olimpiade Fisika 2016
      • Olimpiade Sains 2016
      • Olimpiade Geografi 2016
      • Olimpiade Ekonomi 2016
      • Olimpiade Sejarah 2016
      • Olimpiade Bahasa Inggris 2016
      • Olimpiade TIK ( Komputer ) 2016


        Lomba Foto ( Fotografi / Photography) 2016
        Lomba Kontes SEO 2016 ( Menulis Artikel )
        Lomba Kicau Mania Burung 2016
        Lomba Foto Bayi 2016


        Lomba Paduan Suara 2016
        Lomba Cerdas Cermat 2016
        Lomba Dance - Tari 2016
        Lomba Desain Grafis 2016
        • Desain Web 2016
        • Desain Batik 2016
        • Desain Poster 2016
        • Desain Kaos - Baju - Hijab 2016
        • Desain Kartun - Wallpaper 2016
        • Desain Majalah 2016
        • Desain Bangunan - Interior 2016

        Lomba Komik 2016
        Lomba Debat 2016
        Lomba Film Pendek 2016
        Lomba Musik 2016 ( Musik Band )



        Lomba Robot 2016
        Lomba Menggambar & Mewarnai 2016
        Lomba Game Online 2016
        Lomba Balap Motor ( Road Race ) 2016




        Lomba Fashion Show 2016
        Lomba Road Race 2016
        Kontes Foto Hijab 2016
        Lomba Balap Merpati 2016




        Lomba Balap Sepeda 2016
        Lomba Balap Mobil Remot 2016
        Kontes Modifikasi Motor / Mobil 2016
        Lomba Foto Selfie 2016


        Lomba Menghias Kue 2016
        Lomba Baca Puisi 2016
        Lomba Baca Berita 2016
        Lomba Memasak ( Masak ) 2016 - Serba Ikan


        Lomba Mahasiswa 2016 ( Kedokteran )
        Lomba Catwalk 2016
        Lomba Catur 2016 ( Jakarta, Bandung , Surabaya )
        Lomba Untuk Guru 2016 ( Best Practice )


        Lomba Business Plan 2016
        Lomba Bulutangkis 2016
        Lomba Basket Tingkat SMP / SMA / SMK 2016 
        Lomba Sepak Bola 2016


        Lomba Satwa 2016
        Lomba Perkutut 2016
        Lomba Perancang Mode ( Femina ) 2016
        Lomba Penelitian 2016


        Lomba Lukis ( Kolektif ) 2016
        Lomba Tupperware 2016
        Lomba Kontes SEO 2016




        Tunggu apa lagi, Untuk Melihat Semua Informasi Online Lomba Terbaru secara detail Silahkan Cek Info Lomba 2016


        Demikian tadi Daftar Lomba Berhadiah Terbaru 2016 yang ada di Indonesia. Semoga Info Lomba dalam artikel "Lengkap - Daftar Lomba 2016 Terbaru Di Indonesia" ini bermanfaat bagi anda.

        Sabtu, 19 Maret 2016

        Panji-Panji yang Dijanjikan 2

        Telah bersabda Rasulullah SAW, “Tidak akan terjadi hari kiamat, sehingga kaum Rum turun di kota A’maq dan di Dabiq (dekat Damaskus). Kemudian datanglah suatu pasukan yang menghadang mereka dari Madinah, yang berasal dari penduduk pilihan bumi. Dan ketika mereka sudah berbaris-baris, maka berkatalah orang Rum, ‘Biarkanlah (jangan kalian halangi) antara kami dengan orang-orang yang memisahkan diri dari kami (yang masuk Islam) untuk kami perangi’. Maka kaum Muslimin berkata, ‘Demi Allah, kami tidak akan membiarkan kamu memerangi saudara-saudara kami. Dan ketika mereka (Al-Mahdi serta para pengikutnya) telah sampai di Syam, keluarlah Dajjal. Dan ketika mereka sudah bersiap-siap untuk berperang, mereka berbaris dengan rapi. Tiba-tiba, ketika waktu shalat sudah masuk, turunlah Isa Ibn Maryam AS.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)


        Telah bersabda Rasulullah SAW, “Akan terjadi suatu perselisihan ketika meninggalnya seorang khalifah. Maka keluarlah seorang laki-laki dari penduduk Madinah dan ia lari ke Makkah. Lalu datanglah kepadanya orang-orang yang berasal dari penduduk Makkah, dan mereka membawa laki-laki tersebut dengan paksa. Kemudian mereka membaiatnya antara sudut Ka’bah dengan maqam Ibrahim.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Thabrani)


        Telah bersabda Rasulullah SAW, “Pusat kepemimpinan kaum Muslimin pada hari peperangan yang paling besar adalah di sebuah negeri yang bernama Ghuthah, yang mana di negeri itu terdapat sebuah kota yang bernama Damsyik (Damaskus). Ia merupakan tempat tinggal yang terbaik bagi kaum Muslimin pada waktu itu.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)



        Rabu, 16 Maret 2016

        Peduli Terhadap Sesama Muslim

        PP. Shidiqiin Wara` Purwojati. Peduli Terhadap Sesama Muslim

        Banyak nash, baik dalam Alquran maupun al-Hadits, yang menegaskan bahwa sesama Muslim itu bersaudara. Allah SWT, misalnya, berfirman (yang artinya): Sesungguhnya kaum Mukmin itu bersaudara(TQS al-Hujurat [49]: 10). Baginda Rasulullah SAW pun antara lain bersabda, “Muslim itu saudara bagi Muslim lainnya.” (HR al-Hakim).
        Persaudaraan sesama Muslim tentu tidak akan bermakna apa-apa jika masing-masing tidak memperhatikan hak dan kewajiban saudaranya, tidak saling peduli, tidak saling menutupi aibnya, tidak saling  menolong, dst. Baginda Rasulullah SAW memerintahkan hal demikian, sebagaimana sabdanya,“Siapa saja yang meringankan  beban seorang Mukmin di dunia, Allah pasti akan meringankan bebannya pada Hari Kiamat. Siapa saja yang memberikan kemudahan kepada orang yang kesulitan, Allah pasti akan memberi dia kemudahan di dunia dan akhirat. Siapa saja yang menutupi aib seorang Muslim di dunia, Allah pasti akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah SWT selalu menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.” (HR Muslim dan at-Tirmidizi).
        Itulah penghargaan Allah SWT yang luar bisa kepada hamba-Nya yang peduli kepada sesamanya. Sebaliknya, Allah SWT menegur seorang Muslim yang tidak memedulikan sesamanya. Dalam hal ini, Abu Hurairah ra menuturkan bahwa Baginda Rasululullah SAW pernah bersabda: Sesungguhnya Allah SWT berkata pada Hari Kiamat nanti, “Wahai manusia, Aku pernah sakit. Mengapa engkau tidak menjenguk Aku.” Manusia menjawab, “Tuhanku, bagaimana aku menjenguk Engkau, sementara Engkau adalah Tuhan alam semesta?” Allah SWT berkata, “Bukankah engkau dulu tahu hamba-Ku si fulan pernah sakit di dunia, tetapi engkau tidak menjenguknya? Bukankah engkau pun tahu, andai engkau menjenguk dia, engkau akan mendapati diri-Ku di sisinya? Wahai manusia, Aku pernah meminta makan kepada engkau di dunia, tetapi engkau tidak memberi Aku makan.” Manusia menjawab, “Tuhanku, bagaimana Aku memberi Engkau makan, sementara Engkau adalah Tuhan alam semesta?” Allah SWT menjawab, “Bukankah engkau tahu, hamba-Ku pernah meminta makan kepada engkau, tetapi engkau tidak memberi dia makan? Bukankah andai engkau memberi dia makan, engkau mendapati diri-Ku ada di situ?” Wahai manusia, Aku pernah meminta minum kepada engkau, tetapi engkau tidak memberi Aku minum?” Manusia berkata, “Tuhanku, bagaimana aku memberi Engkau minum, sementara engkau adalah Tuhan alam semesta?” Allah SWT menjawab, “Bukankah engkau tahu, hamba-Ku pernah meminta makan kepada engkau di dunia, tetapi engkau tidak memberi dia makan? Bukankah andai engkau memberi dia makan, engkau mendapati diri-Ku ada di situ?” (HR Muslim).
        Berkaitan dengan kepedulian kepada sesama Muslim, Baginda Rasulullah SAW juga pernah bersabda, sebagaimana penuturan Bara’ bin ‘Azib, “Baginda Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada kami tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara pula. Beliau memerintahkan kami untuk: menjenguk orang sakit; mengiringi jenazah (ke kuburan); mendoakan orang yang bersin; membenarkan sumpah; menolong orang yang terzalimi; memenuhi undangan; dan menebarkan salam…” (HR al-Baihaqi).
        Ditegaskan pula oleh Rasulullah SAW dalam hadits lain yang berbunyi, “Hak Muslim atas Muslim yang lain ada lima: menjawab salam; mengunjungi orang sakit; mengiringi jenazah; memenuhi undangan; mendoakan orang yang bersin.” (HR Ahmad).
        Mengunjungi saudara sesama Muslim, termasuk menjenguknya saat sakit, merupakan salah satu amal terpuji. Dalam hal ini, Tsauban menuturkan bahwa Baginda  Rasulullah SAW pernah bersabda,“Sesungguhnya seorang Muslim itu, jika mengunjungi saudaranya, berarti selama itu ia berada di taman surga.” (HR Muslim).
        Adapun Ali ra menuturkan bahwa Baginda Rasulullah  pernah bersabda, “Tidaklah seorang Muslim mengunjungi Muslim yang lain pada pagi hari, kecuali seribu malaikat mendoakan dirinya hingga sore hari. Jika ia mengunjungi Muslim yang lain pada siang hari, seribu malaikat akan mendoakannya hingga pagi hari.”(HR at-Tirmidzi).
        Adapun tentang mendoakan orang yang bersin, sebagian menghukumi sunnah, dan sebagian lagi bahkan menghukumi wajib; tidak ada yang menghukumi mubah. Sebab, Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang bersin. Karena itu, jika salah seorang dari kalian bersin, maka hendaklah memuji Allah. Sesungguhnya hak Muslim atas Muslim lainnya, jika ia mendengarnya bersin, hendaklah menjawab (mendoakan)-nya.” (HR al-Bukhari).
        Sementara itu, terkait menerbarkan salam, Baginda Rasulullah SAW dalam hadits lain tegas memerintahkan, “Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR Muslim).
        Di antara faedah menebarkan salam adalah: asma Allah menjadi tersebar; bisa menumbuhkan rasa cinta kepada sesama Muslim; menunjukkan pelakunya rendah hati dan tidak sombong; membuktikan pelakunya memiliki kesucian hati; mewujudkan rasa kasih sayang sesama Muslim (Iqazh al-Afham fi Syarh Umadh al-Ahkam, IV/51).
        Semoga kita termasuk orang yang selalu memedulikan saudara sesama Muslim.
        Wama tawfiqi illa billah. [] abi
        Sumber: http://hizbut-tahrir.or.id/2011/06/05/peduli-terhadap-sesama-muslim/

        DUKUNG PENDIRIAN MARKAS YGNI BANYUMAS-PROGRESS REPORT: DANA TERKUMPUL 25,6 JUTA DARI 350 JUTA-SELURUH DANA DARI BP_MAKMUR

        Logo Baru YGNI Banyumas

        Logo Baru YGNI Banyumas
        Perubahan Logo Baru YGNI Banyumas